Keajaiban
Warna
Warna adalah suatu konsep yang membantu kita mengenali
sifat berbagai objek dan mendefinisikannya dengan lebih tepat. Jika kita
memikirkan warna objek di sekeliling kita, segera kita dapat melihat betapa
nuansa warna sangat beraneka. Segala sesuatu, baik hidup maupun mati, memiliki
warna.
Untuk pembentukan warna tunggal, misalnya, merah
atau hijau, setiap proses berikut harus terjadi dan, lebih penting lagi, harus
mengikuti urutan berikut ini :
1.
Keberadaan cahaya
(light). Cahaya dari matahari yang
datang ke bumi harus memiliki panjang gelombang tertentu untuk menghasilkan
warna. Proporsi cahaya yang kecilnya hampir tak masuk akal ini, yang penting
untuk pembentukan warna, mencapai bumi dari matahari
2.
Sebagian
besar sinar (rays) yang dipancarkan
matahari ke seluruh jagat raya mengandung beberapa karakteristik yang
membahayakan mata. Oleh karena itu, cahaya yang tiba ke bumi harus dalam bentuk
tertentu sehingga dapat ditangkap mata dengan mudah dan tidak membahayakannya.
Untuk itu, sinar ini harus melewati suatu filter. Filter raksasa ini adalah
"atmosfer"
yang menyelimuti bumi.
3.
Cahaya yang
melewati atmosfer disebarkan ke seluruh permukaan bumi, dan ketika mengenai
objek, cahaya ini dipantulkan. Objek
tempat cahaya jatuh harus dari jenis yang tidak menyerap cahaya, tetapi
memantulkannya. Dengan kata lain, kualitas struktur objek harus selaras juga
dengan cahaya yang mencapai bumi agar warna dapat terbentuk. Kondisi ini juga
terpenuhi dan gelombang cahaya baru dipantulkan dari objek yang terkena cahaya
matahari.
4.
Keberadaan
alat yang dapat mengindra gelombang cahaya, yaitu mata.
5.
Sinar yang
datang dari matahari harus melewati lensa dan lapisan-lapisan mata dan kemudian
diubah menjadi impuls-impuls saraf di
dalam retina. Sinyal ini kemudian harus diangkut ke pusat penglihatan pada
otak, yang bertugas menginterpretasikan pandangan.
6.
Interpretasi
sinyal listrik sebagai "warna"
oleh sel saraf yang sangat khusus di dalam pusat penglihatan otak.
1. Cahaya, Kehidupan dan
Warna
Matahari adalah satu-satunya
sumber panas, yang memanasi bumi dengan cara paling tepat; dan sumber cahaya,
yang membantu tumbuh-tumbuhan berfotosintesis.Bintang-bintang dan sumber-sumber
cahaya lain di jagat raya tidak memancarkan cahaya yang sama jenisnya.
Sinar-sinar yang berbeda ini dikelompokkan menurut panjang gelombang dan
frekuensinya. Sebagai contoh, panjang gelombang terpendek berukuran 1025
kali lebih kecil dibandingkan panjang gelombang terpanjang (1025
adalah angka yang sangat besar, terdiri dari angka 1 diikuti 25 angka nol
dibelakangnya).
Pada spektrum
elektromagnetik spektrum dengan lebar di mana panjang gelombang terpanjangnya 1025
kali lebih besar daripada yang terpendek dalam selang/interval sempit radiasi
yang dipancarkan matahari, terdapat porsi besar yang disebut "cahaya tampak".
Sementara, sinar-sinar yang terletak di bawah dan di atas interval ini mencapai
bumi sebagai sinar-sinar inframerah dan ultraviolet.
Sinar-sinar inframerah
sampai di bumi dalam bentuk gelombang panas. Di sisi lain, sinar-sinar
ultraviolet yang mengandung energi lebih besar bisa mempunyai efek merusak
terhadap makhluk hidup. Sinar-sinar inframerah menembus atmosfer, dan
menyediakan panas, membuat bumi menjadi tempat yang cocok untuk kehidupan.
Sementara, sinar ultraviolet dapat mencapai bumi hanya dengan laju (rate)
tertentu. Jika laju ini sedikit saja lebih besar daripada tingkat saat ini,
sinar ini akan merusak jaringan makhluk hidup dan menyebabkan kematian masal,
sedangkan jika sinar ini sedikit lebih rendah, maka energi yang diperlu-kan
makhluk hidup tidak akan tercukupi.
2. Atmosfer Sebagai
Perisai Pelindung Bumi
Atmosfer bumi berhasil
seratus persen menyaring sinar-sinar berbahaya dan telah dirancang khusus oleh
Allah untuk melindungi bumi.Berkat lapisan-lapisan spesifik atmosfer, sinar
matahari yang sampai ke bumi hanya sejumlah yang diperlukan karena atmosfer
memproses sinar matahari secara spesifik berdasarkan panjang gelombangnya.
Atmosfer kita seperti pabrik penyulingan raksasa yang dirancang untuk menyaring
sinar-sinar ini. Sistem penyulingan raksasa yang tiada taranya di bumi ini
menjalankan semua proses itu karena memang telah dirancang demikian oleh Allah.
Sinar-sinar yang berasal
dari matahari benar-benar spesifik. Sinar-sinar ini perlu memiliki sifat yang
memungkinkannya menembus atmosfer dan mencapai bumi. Karena atmosfer bersifat
tembus-sinar (ray-permeable),
sinar-sinar yang berasal dari matahari dapat dengan mudah mencapai bumi. Dengan
membiarkan lewat hanya cahaya tampak dan sinar-sinar inframerah-dekat (near
infra-red rays) yang diperlukan untuk kehidupan, atmosfer sekaligus mencegah
seluruh sinar lain yang merusak agar tidak mencapai bumi. Atmosfer
bumi berfungsi sebagai "penyaring"
yang sangat penting bagi sinar-sinar perusak yang berasal dari matahari ataupun
yang bukan dari matahari, yaitu dari luar angkasa.
Jelas bahwa matahari
hanya memancarkan sinar-sinar yang berguna bagi kita dan yang diperlukan untuk
sebuah dunia penuh warna, dan atmosfer hanya mengizinkan sinar-sinar yang tidak
berbahaya, bahkan berguna, untuk mencapai bumi. Di samping itu, berkat sifat
gas-gas dalam atmosfer, mata makhluk hidup, yang secara langsung menerima sinar
matahari, terlindung dari efek-efek berbahaya.
3. Cahaya Menumbuk Benda
/ Materi
Cahaya yang datang dari
matahari mencapai bumi dengan kecepatan 300.000 km/detik. Berkat kecepatan
cahaya itulah, kita selalu melihat dunia penuh dengan warna. Lalu, bagaimanakah
citra-citra yang tak tersela ini dibuat?
Cahaya menembus atmosfer
dengan kecepatan luar biasa dan mencapai bumi dengan menumbuk berbagai objek.
Ketika menumbuk suatu objek dengan kecepatan seperti ini, cahaya berinteraksi
dengan atom-atom objek tersebut dan memantul dengan panjang gelombang berbeda,
yang sesuai dengan warna-warna. Dengan cara inilah, buku yang sekarang Anda
pegang, baris-barisnya, gambar-gambar, pemandangan yang Anda lihat di luar,
pepohonan, gedung, mobil, langit, burung, kucing, singkatnya semua yang
ditangkap mata Anda, memantulkan warna-warnanya.
Molekul yang
memungkinkan warna dipantulkan adalah molekul pigmen. Warna yang dipantulkan
suatu objek tergantung pada molekul pigmen yang terkandung dalam objek tersebut.
Setiap molekul pigmen mempunyai struktur atom yang berbeda. Nomor, jenis dan
urutan atom dalam molekul-molekul itu berbeda satu sama lain. Cahaya yang me-numbuk
pelbagai pigmen itu kemudian dipantulkan dalam berbagai nuansa warna. Namun, ini
saja tidak cukup untuk pembentukan warna. Agar cahaya pantul yang memiliki suatu
kualitas warna tertentu dapat diterima dan dilihat, pantulan itu harus mencapai
alat pelihat yang mampu mengindranya.
4. Cahaya Datang ke Mata
Agar sinar yang
dipantulkan objek dapat dilihat sebagai warna, sinar itu harus mencapai mata.
Setelah mencapai mata, sinar itu harus diubah menjadi sinyal-sinyal saraf yang
mencapai otak yang bekerja selaras dengan mata.
Sinar yang datang ke
mata mula-mula melewati kornea, lalu pupil dan lensa-lensa, dan akhirnya
mencapai retina.
Pengindraan warna
dimulai pada sel kerucut dalam retina. Ada tiga kelompok utama sel kerucut yang
bereaksi sangat kuat terhadap warna tertentu dari cahaya. Sel-sel ini
dikelompokkan sebagai sel-sel kerucut
biru, hijau dan merah. Warna merah, biru dan hijau, yang membuat sel kerucut itu
bereaksi, adalah tiga warna primer yang ada di alam. Dengan rangsangan sel
kerucut yang sensitif terhadap ketiga warna ini, pada derajat yang berbeda,
muncullah jutaan warna yang berbeda.
Sel
kerucut mengubah informasi yang berhubungan dengan warna ini menjadi impuls
saraf melalui
pigmen-pigmen yang terkandung di dalamnya. Selanjutnya, sel saraf yang terhubung
dengan sel kerucut ini mengirimkan impuls saraf ke suatu daerah tertentu dalam
otak. Dalam daerah seluas beberapa sentimeter persegi di dalam otak inilah
tempat dibentuknya dunia penuh warna yang kita lihat sepanjang hidup.
5. Dunia Penuh Warna di
Dalam Otak Kita yang Gelap
Tahap terakhir
pembentukan warna terjadi di dalam otak. Sel saraf dalam mata mengangkut citra
yang telah diubah menjadi impuls saraf ke otak, dan segala sesuatu yang kita
lihat di dunia luar diindra dalam pusat pengli-hatan otak. Sampai di sini, kita
dihadapkan pada suatu fakta yang menakjubkan: otak adalah segumpal daging dengan
kegelapan total di dalamnya. Impuls-impuls saraf yang berasal dari citra yang
dibentuk pada retina oleh objek, diinterpretasikan di dalam otak yang gelap
pekat. Citra objek tersebut, dengan warna dan semua sifat lainnya, dibentuk
sebagai suatu persepsi di pusat penglihatan ini. Bagaimana proses pengindraan
ini terjadi di dalam segumpal daging lunak seperti itu?
Banyak tanda tanya belum
terjawab, seperti bagaimana warna di indra. Chromatists (ahli ilmu warna) masih belum dapat menjawab
pertanyaan-pertanyaan seperti bagaimana
impuls saraf dikirimkan ke otak melalui saraf-saraf optik, dan efek-efek
fisiologi seperti apa yang tercipta dalam otak. Mereka hanya tahu bahwa
pengindraan warna adalah kenyataan yang terjadi di dalam tubuh kita, yaitu,
dalam pusat penglihatan otak.
Pada kenyataannya,
kebanyakan proses yang dilakukan otak belum dapat dijelaskan. Penjelasan tentang
masalah ini sebagian besar berdasarkan teori. Namun demikian, otak telah
melakukan tugasnya dengan sempurna sejak manusia pertama kali ada, tepat seperti
apa yang dikerjakannya saat ini. Dunia tiga dimensi, dengan semua warna, desain,
suara, bau dan berbagai rasa yang dialami manusia dalam segumpal daging berberat
tidak sampai satu kilogram, dimungkinkan hanya oleh penciptaan Allah yang
sempurna. Semua orang mendapati keajaiban penciptaan tiada tara ini telah ada
sejak lahir. Manusia tidak mempunyai kontrol apa pun, baik dalam pembentukan
fungsi-fungsinya, dalam kontinuitasnya, maupun pada tahap-tahap lainnya.
Peran
Retina dalam Melihat
Anggaplah
bahwa zat pewarna (pigmentary substance)
yang disebut "rhodopsin",
yang bekerja di dalam retina, tidak ada. Rhodopsin
adalah zat yang berhenti berfungsi di bawah cahaya terang benderang tetapi
berfungsi kembali dalam kegelapan. Mata tidak dapat melihat dengan jelas dalam
cahaya remang-remang kecuali jika sejumlah rhodopsin dihasilkan dalam mata. Fungsi
rhodopsin adalah untuk meningkatkan efisiensi dan dengannya mata membangkitkan
impuls saraf dari cahaya remang-remang. Zat ini diproduksi sebanyak
kebutuhan, tepat pada saat diperlukan. Jika keseimbangan rhodopsin terjaga,
citra menjadi jelas. Apa yang akan terjadi, jika rhodopsin yang sangat penting
untuk proses penglihatan, tidak ada? Jika demikian, manusia hanya bisa melihat
di bawah cahaya terang. Oleh karena itu, terbukti bahwa ada sistem sempurna di
dalam mata, yang telah dirancang sampai dengan detail sekecil-kecilnya.
Allah telah menciptakan jagat raya dan semua yang
hidup dan mati di dalamnya tanpa cela sama sekali. Allah memiliki kekuasaan atas
segala sesuatu; Dia-lah yang Mahakuasa.
"Yang
memiliki sifat-sifat yang demikian itu ialah Allah Tuhan kamu; tidak ada Tuhan
(yang berhak disembah) selain Dia; Pencipta segala sesuatu, maka sembahlah Dia;
dan Dia adalah Pemelihara segala sesuatu." (QS. Al An'aam, 6: 102) !
Setelah semua subjek diuraikan dalam buku ini,
tugas bagi mereka yang telah memahami keagungan cita rasa seni Ilahi yang tiada
batas ini, adalah berpaling kepada pemilik sejati semua keindahan ini dan
mengarahkan hidupnya hanya untuk memperoleh ridha-Nya.